Bidik Kalsel,
Tidak tersedianya bak penampungan sampah, membuat banyak pedagang ikan basah dan buah mengeluhkan kinerja Kantor Pasar Kemakmuran Kabupaten Kotabaru.
Buruknya pengelolaan sampah oleh pihak terkait, membuat para pedagang ikan basah dan pedagang buah menuding kinerja pihak Kantor Pasar Kemakmuran Kotabaru jalan ditempat.
"Di Pasar Kemakmuran ini, aturan sepertinya tidak jalan, terutama masalah sampah. Kami terpaksa membuang sampah dibawah kolong atau kelaut,"kata Daeng, salah seorang pedagang ikan basah.
Ditambahkan Daeng, seandainya ada tempat sampah disekitar sini, kami tidak membuang sampah kelaut. Sebenarnya memang ada tempat sampah, hanya saja tempatnya jauh dari lokasi pedagang ikan basah dan buah.
"Ini karena tidak ada tempat sampah didekat sini, jadi banyak pedagang yang membuang sampah sembarangan.Selain itu, pihak Kantor Pasar juga seolah tak mau tahu dan berdiam saja," tambah Daeng.
Hal senada juga dikatakan oleh Marsiah, pedagang buah yang berjualan disamping pedagang ikan basah. Dia mengaku membuang sampah ke samping kiosnya, yang persisnya adalah perairan laut.
"Kami terpaksa buang sampah kelaut, karena tidak disediakan tempat sampah, padahal kami sudah membayar retribusi sampah Rp 5.000 perbulannya," ujarnya.
Pantauan dilapangan, diantara pasar ikan basah dan pasar ikan kering masih banyak tumpukan sampah tersangkut di palang-palang kayu tiang penyangga los pasar tersebut.
Kepala Kantor Pasar Kemakmuran Kotabaru, Said Ridjani Fahrani, Rabu (25/06/14) kepada wartawan berdalih, tumpukan sampah yang tersangkut ditiang penyangga bangunan los pasar ikan basah dan pasar ikan kering itu adalah sampah dari luar yang hanyut ke tepian Pasar Kemakmuran.
"Itu kemungkinan sampah dari luar yang terhanyut masuk dan tersangkut," sebutnya.
Said menilai, selain akibat sampah dari luar yang terhanyut masuk kedalam lokasi pasar, juga disebabkan oleh kurangnya budaya sadar kebersihan dari para pedagang.
"Kami sudah sering menghimbau dan menempatkan tong sampah disekitar kios para padagang, tapi sering hilang dan bergeser dari tempatnya," ungkapnya.
Masih menurut Said, biasanya para pedagang sukanya berbicara dengan orang lain, tapi malah enggan datang ke kantor untuk berdiskusi.
"Mereka cuma beraninya bicara dibelakang,tidak berani berbicara disini," pungkasnya. (Wan/MIZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.