Bidik Kalsel,
Ratusan bagan nelayan Desa Sarangtiung Kotabaru, hancur diterjang angin kencang yang disertai hujan lebat, Rabu (06/08/14).
Ratusan bagan nelayan Desa Sarangtiung Kotabaru, hancur diterjang angin kencang yang disertai hujan lebat, Rabu (06/08/14).
Menurut salah seorang nelayan, Kaspul kepada media mengatakan, angin kencang yang menghancurkan bagan mereka tersebut datang, ketika mereka akan pulang usai mencari ikan pada malam harinya."Untung kami sudah selesai beraktivitas dan cepat pulang," ungkap Kaspul.
Masih menurut Kaspul, sebagian nelayan yang tak sempat pulang, yang masih berada di bagan, bergegas mengamankan peralatan seperti, jaring,tali dan jenset.
Kepada media, Kepala Desa Sarangtiung, Abdul Mulud, Rabu (06/08/14 membenarkan telah terjadi badai yang merobohkan ratusan bagan penduduk desanya.
"Terjadinya sekira pukul 04.00 dini hari.Untuk sementara sudah ada 1 RT yang melaporkan kerusakan bagan sebanyak 25 buah, masih ada 10 RT lagi yang belum melapor, dan diiperkirakan bagan yang rusak di Desa Sarangtiung berjumlah 200 buah," ungkapnya.
Ditambahkannya, total kerugian keseluruhan mencapai milyaran rupiah.
"1 buah bagan harganya sekitar Rp 25 juta, dan para warga berharap agar pemerintah setempat bisa memberikan bantuan peralatan bagan seperti jaring, tali dan mesin genset.Selain itu juga, warga juga meminta kebijakan Pemda setempat agar diperbolehkan mengambil kayu Bakau, Api Api dan kayu Halaban untuk membangun bagan," ujarnya.
Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Kotabaru, Drs.Tri Basuki Rachmad mendengar adanya bencana yang sudah menghancurkan ratusan bagan di Desa Sarangtiung tersebut, langsung melakukan koordinasi dengan Dinas terkait untuk cek lapangan.
"Disana memang termasuk daerah rawan yang sering terkena gelombang Angin Timur Tenggara.Bila dibantu tahun ini,tidak boleh lagi dibantu tahun depan, jadi harus ada antisipasinya," sebut Tri Basuki.
Sementara Kepala Dinas Kelautan Perikanan Kotabaru, Ir.Talib,MAP mengemukakan,tahun ini hanya ada 1 (satu) program bantuan bagan, namun jika nanti kondisi dilapangan cukup parah, maka pada Tahun 2015 akan diprioritaskan bantuan disana.
"Kami sudah merencanakan mengganti dengan bagan apung, tapi mereka tidak berminat.Sementara, kami menunggu laporan dari nelayan, setelah ada laporan dalam bentuk data kerusakannya, kita langsung laporkan ke Propinsi dan Pusat," jelasnya.
Ditambahkan Talib, Desa Sarangtiung sudah ditetapkan sebagai Desa Inovasi nelayan.Salah satunya adalah pengembangan teknologi dari Kemenristek seperti, mesin Genset dan lampu yang menggunakan tenaga surya untuk mengangkat jaring bagan.
"Sebenarnya, Kartu Nelayan yang sudah kami berikan itu ada layanan telepon, jadi kapan saja bisa dihubungi untuk mengetahui kondisi cuaca, karena layanan itu kerjasama KKP dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)," pungkasnya. (Wan/MIZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.