Lokasi Penanaman Mangrove Dianggap Tidak Tepat - BIDIK KALSEL

  • Membidik ke Segala Arah

    ©Bidik Kalsel

    Website Ini Telah Dilihat 13,17 Juta Kali

    Jumat, 19 Desember 2014

    Lokasi Penanaman Mangrove Dianggap Tidak Tepat

    ‎Bidik (Kalsel) -
    Lokasi penanaman mangrove di Desa Gedambaan Sarang Tiung Kotabaru dianggap tidak tepat sasaran.

    Aksi penanaman mangrove dan gerakan bersih-bersih pantai dan laut Desa Gedambaan Sarang Tiung, yang dihadiri Menteri LH dan Kehutanan RI, Dr.Ir. Siti Nurbaya Bakar,M.Si, Menteri Riset dan Teknologi M. Nasir, dan Unsur Muspida, SKPD serta Tokoh Masyarakat beberapa waktu lalu dianggap tak tepat sasaran.

    Selain lokasi tanahnya yang berpasir, bukan berlumpur seperti kebanyakan habitatnya tumbuh, juga seolah gerakan tanam buang, karena setelah ditanam dibiarkan saja tanpa ada pemeliharaan dan terabaikan.

    Hal itu secara tidak langsung diungkap oleh Kepala Desa Gedambaan, Wardiong, Kamis (18/12/14) kepada media mengatakan rasa terima kasihnya kepada Pemda Kotabaru, yang mana desanya telah mendapat program Penanaman Mangrove dan Gerakan Bersih-Bersih Pantai. Hanya saja menurutnya, lokasi yang ditanami pohon mangrove tidaklah sesuai, karena struktur tanahnya jauh berbeda dengan habitat aslinya.

    "Sebenarnya dari segi lokasinya kurang tepat, karena biasanya pohon mangrove tumbuh ditanah yang tanah berlumpur‎. Kalau disini tanahnya agak berpasir dan dibawahnya mengandung batu," terangnya.

    Menurut Wardiong, agar proyek penanaman pohon mangrove tersebut tidak terkesan tanam buang dan memubazirkan anggaran, alangkah baiknya pihak Kehutanan dan BLHD Kotabaru mendampingi masyarakat untuk memeliharanya.

    "Harus ada pembicaraan lebih lanjut terkait pengawasan dan pemeliharaan pohon mangrove yang sudah ditanam itu, agar tidak terkesan dibiarkan dan mubazir," tambahnya.

    Kepala BLHD Kotabaru, Ir.Hj.Maslenawati saat dikonfirmasi, Kamis (18/12/14) diruangannya mengatakan, masalah perawatan pohon mangrove tersebut sudah diserahkan ke Kepala Desa dan masyarakat Desa Gedambaan‎. Hanya saja menurutnya, masalah anggaran perawatannya tidak ada.
    "Di BLHD tidak ada anggaran perawatannya, jadi kami minta kesadaran masyarakatnya saja. Mari kita sama sama merawat dan melestarikan pohon mangrove itu, agar Pantai Gedambaan terlihat asri, teduh dan rindang," pintanya.

    Sangat disayangkan, bila pemeliharaannya dibebankan pada masyarakat yang tidak mengerti tata cara perawatan pohon mangrove, karena selain lokasinya yang kurang tepat dan tak ada anggarannya, maka besar kemungkinan pohon mangrove tersebut banyak yang mati.(San/M12)









    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.

    Beranda