Bidik Kalsel -
Kurangnya perhatian dari berbagai pihak, membuat pondok pesantren Roudlotunnahdliyin yang terletak di Desa Karang Liwar terkesan belum layak huni.
Ponpes yang berdiri sejak 10 Pebruari 2009 lalu, yang dihuni oleh 25 santri pria dan 15 santri wanita tersebut, berdiri tanpa bantuan dari pihak manapun juga.
Dengan tiadanya bantuan dan perhatian dari berbagai pihak, membuat Ponpes Roudlotunnahdliyin terkesan belum layak huni dan memprihatinkan.
Diungkap oleh pendiri Ponpes Roudlotunnahdliyin, Ustadz Tijan Darori kepada kru BIDIK Online menyebut, selama 5 Tahun dirinya berjuang sendiri membangun dan mengelola ponpes tanpa dibantu pihak manapun.
"Selama 5 Tahun saya membangun pesantren ini dengan dana pribadi, tanpa ada bantuan dari pihak manapun juga," ujarnya, Jum'at (02/01/15).
Menurut Ustadz Tijan Darori, mungkin karena letaknya dipelosok dan jauh dari perkotaan hingga keberadaan pondok pesantrennya tak terperhatikan pihak donatur.
"Alhamdulillah, baru baru ini kami akhirnya mendapat bantuan dari perusahaan perkebunan PT Sinar Mas Group berupa material bangunan dan dana biaya pembangunannya," ungkapnya gembira.
Ditambahkannya, bukan hanya bantuan dari perusahaan saja yang mulai mengalir, namun dari warga setempat pun mulai menyalurkan bantuan setelah melihat perjuangannya selama 5 tahun terakhir ini.
Salah seorang santri yang berasal dari Timur Timur Papua, Saipul mengatakan selama ini dirinya bersama santri lainnya saling bahu membahu bergotong royong membangun ponpes agar bisa dihuni dengan layak.
"Selama saya tinggal disini, saya bersama teman lainnya bekerja gotong royong membangun pondok, biar nyaman dihuni," ujar Saipul.
Sementara santri lainnya berharap kepada Pemerintahan setempat dan Pemda Kotabaru agar bisa memberikan bantuan dan membangunkan pondok pesantren yang lebih layak buat mereka.
"Semoga pemerintah bisa memberikan bantuan kepada kami, agar belajar disini terasa lebih nyaman dan tenang dalam menuntut ilmu agama," harap santri lainnya.(Ardy/M12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.