Fhoto By Net |
Warga pelaku kesenian Gamelan Kelumpang Hilir merasa kecewa tak mendapat perhatian dan diacuhkan oleh Pemda Kotabaru.
Kesenian Gamelan yang merupakan perpaduan dari Kesenian Reog, Campur Sari dan Karawitan yang terbentuk atas ide bersama pada Tahun 1984 di Desa Tegalrejo Kelumpang Hilir adalah kesenian daerah Jawa yang hampir punah, sayangnya tak pernah dilirik dan mendapat perhatian dari Dewan Kesenian Kotabaru.
Hal itu diungkap oleh salah seorang pendiri Kesenian Gamelan, Sukamto yang menyebut tak pernah mendapat perhatian dari Pemda Kotabaru, yang mana mereka harus berjuang sendiri melestarikannya agar tidak punah.
"Awal berdiri beranggotakan 150 orang yang berasal dari warga Desa Pelajau Baru, Tegalrejo dan Desa Mandala," ungkapnya kepada media ini.
Ditambahkannya, ketika dibentuk dulu, mereka hanya menggunakan peralatan seadanya, dan bahkan untuk alat Gong saja mereka menggunakan drum bekas.
"Dalam melestarikannya, kami sering tampil dalam acara khitanan, Perkawinan dan Hari Besar, yang mana dalam setiap pagelarannya mendapatkan sumbangan sukarela. Alhamdulillah pada Tahun 2012 lalu kami telah punya kelengkapan alat sendiri," bebernya.
Diungkap lagi oleh Sukamto, meskipun Group Keseniannya sudah terdaftar dan diakui di Dewan Kesenian Kotabaru pada Tanggal 25 juli 2013 lalu dengan Nomer Induk 35/DKK-KTB/VII/2013, namun tetap juga tak mendapat respon dan perhatian dari Pemda Kotabaru.
"Jangankan memberikan bantuan, saat acara Hari Nusantara saja kami tak diundang, malah dari Kabupaten Tanah Bumbu yang mengundang dalam acara Pergantian Tahun, padahal kami pernah tampil dalam penyambutan kedatangan Kapolda di Desa Tarjun pada acara perkemahan Pertikara se Kalimantan Selatan dan acara Minum Susu bersama Gubernur di Balai Desa Tegalrejo," keluhnya.
Dengan beranggota sebanyak 200 orang sekarang ini, Sukamto tetap berharap ada perhatian dan bantuan dari pihak Pemerintah Daerah Kotabaru, agar group Kesenian gamelannya bisa berkembang hingga Tingkat Propinsi dan Pusat.(Ardy/M12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.