Lembaga Adat Ajak Masyarakat Pahami Makna Mappanretasi - BIDIK KALSEL

  • Membidik ke Segala Arah

    ©Bidik Kalsel

    Website Ini Telah Dilihat 13,17 Juta Kali

    Jumat, 20 Maret 2015

    Lembaga Adat Ajak Masyarakat Pahami Makna Mappanretasi



    Bidik Kalsel -
    Tak lama lagi perayaan Adat Mappanretasi akan kembali di gelar pada Bulan April ini. Perayaan yang disertai beberapa ritual berupa suguhan beberapa makanan yang dilarungkan di laut, tentunya akan memiliki penafsiran yang berbeda dimasyarakat.

    Seperti yang dikatakan Ketua Lembaga Adat Mappanretasi, Drs. Burhansyah, Mappanretasi berarti sebuah perayaan mengajak nelayan untuk makan-makan dilaut. Yang dimaknai sebagai bentuk ucapan rasa syukur atas rezeki berupa limpaahan hasil tangkapan ikan yang diberikan Tuhan kepada nelayan.

    "Hanya kerena tempat nelayan mencari rezeki adalah dilaut, maka wajarlah mereka ucap syukur ditempat tersebut. Hal ini dapat kita analogikan perayaan panennya para petani, jika dia mengucapkan rasa syukur atas melimpahnya hasil panen, maka para petani akan melakukan wadah syukuran diareal persawahan," terang Burhansyah.

    Dia juga menerangkan, terkait ritual berupa penyembelihan hewan dan suguhan makanan yang dilakukan oleh sandro berupa ketan yang dilarutkan dilaut, bukan berarti sebuah ritual untuk memberi makan laut yang selama ini dianggap sebagian masyarakat, sebuah perbuatan yang menyalahi aturan Islam.

    Sementara makanan yang dilarungkan hanyalah sebuah tindakan atraktif atau simbolis, yang nantinya makanan tersebut akan diambil kembali untuk dimakan bersama-sama diatas kapal.
    Menurutnya lagi, tindakan tersebut, bukan sesuatu yang mubazir, kerena suguhan makanan yang dilarungkan, bukan merupakan jumlah dana yang besar dan tidak sampai pada aangka Rp 500 ribuan.
    Adapun prosesi dan mantra yang dilakukan oleh pihak sandro kata Burhan, selama ini dipersepsikan masyarakat adalah sebuah tindakan yang jauh dari aturan agama.
     
    "Sekarang prosesi dengan mantera tersebut sudah diluruskan dengan doa-doa yang islami, berupa niat-niat yang sesuai dengan ajaran Islam," ujarnya.

    Dikesempatan sebelumnya, Bupati Tanah Bumbu Mardani H Maming pernah menyinggung masalah perayaan Adat Mappanretasi dihadapan para ulama saat memberikan sambutan pelaksanaan MTQ di Kusan Hilir belum lama tadi .
     
    Menurutnya, terkait Adat Mappanretasi, selama ini sering terjadi simpang siur pendapat di masyarakat. Disisi lain, Pemerintah Daerah ingin memajukan sektor Pariwisata melalui secara prosesi adat yang dilakukan.

    "Kita tidak ingin persepsi yang simpang siur terus berkepanjangan, hingga mengarah pada persepsi perbuatan syirik didalam kegiatan tersebut" ungkapnya.

    Oleh kerena itu, katanya lagi, persepsi demikian perlu segera diluruskan dengan merapatkan kembali bersama para tokoh dan ulama, sehingga dengan rapat tersebut, setidaknya kita akan tahu dari pihak ulama, seperti apa baiknya menurut agama agar semuanya terarah, secara agama baik dan secara pemerintahan juga baik.(MN/hum)








    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.

    Beranda