Tanah Bumbu -
Pendidikan itu seperti tangga berjalan yang mengantarkan kita meraih kesejahteraan yang jauh lebih baik. Pertanyaannya sudahkah kita menengok sejenak pada dunia pendidikan yang telah mengantarkan sampai pada kesejahteraan yang lebih baik.
Hal ini disampaikan Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Tanbu, Drs. H. Idjra'i saat membacakan amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada peringatan Hari Pendidikan Nasional yang dilaksanakan di Kantor Bupati Tanah Bumbu.
"Pernahkah kita mengunjungi sekolah kita dulu? Pernahkah kita menyapa, bertanya kabar dan kondisi, serta berucap terimakasih kepada guru-guru yang mendidik kita dulu? Bagi kita yang kini berkiprah diluar dunia pendidikan, mari kita luangkan perhatian," imbuhnya.
Dalam Amanat tersebut, Mendikbud mengajak semua pihak untuk memajukan pendidikan, berupa iuran untuk membuat generasi anak-anak bangsa bisa meraih dan jauh lebih baik dari yang berhasil diraih oleh generasi tersebut. Iuran yang dimaksud katanya, adalah berupa kehadiran.
"Datangi sekolah, datangi guru, datangi anak-anak pelajar, lalu terlibat untuk berbagi, untuk menginspirasi, dan terlibat turut serta memajukan dunia pendidikan kita," tandasnya.
Lebih rinci ia sampaikan, wajah masa depan pendidikan berada diruang ruang kelas, akan tetapi hal itu bukan berarti bahwa tanggung jawab membentuk masa depan itu hanya berada di pundak pendidik dan tenaga kependidikan di institusi pendidikan.
Secara konstitusional, mendidik adalah tanggung jawab negara. Namun, secara moral, mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Yakni mengembangkan kualitas manusia Indonesia harus dikerjakan sebagai sebuah gerakan bersama. Semua harus ikut perduli, bahu membahu, saling sokong dan topang untuk memajukan kualitas manusia Indonesia lewat pendidikan.
Oleh kerena itu, Peringatan Hardiknas tahun ini mengambil tema,'Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila' dengan kata kunci tema tersebut adalah 'Gerakan'. Pendidikan harus dipandang sebagai ikhtiar kolektif seluruh bangsa.
Kerena itu, Pendidikan tidak bisa dipandang sebagai sebuah program semata.
"Kita harus mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat. Kita mendorong pendidikan menjadi gerakan semesta, yaitu gerakan yang melibatkan seluruh Elemen Bangsa," ungkapnya.
Sementara itu, Peringatan Hardiknas tidak bisa dilepaskan dari sosok Ki Hajar Dewantara. Ia menyebut sekolah dengan istilah 'Taman'. Taman merupakan tempat belajar yang menyenangkan.
"Anak datang ke taman juga dengan senang hati, berada ditaman juga dengan senang hati, dan pada saat harus meninggalkan taman, maka anak akan merasa berat hati. Pertanyaannya, sudahkah sekolah kita menjadi seperti taman. Sudahkah sekolah kita menjadi tempat belajar yang menyenangkan,"pungkasnya.(MN/hum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.