Kotabaru -
Pada saat penyerahan santunan kemanusiaan kepada warga yang anaknya menderita penyakit Pembesaran Kepala (Hidrosefalus), Kepala Desa Sigam, Harun menyebut pelayanan RSUD Kotabaru separo hati, Selasa (02/06/15).
Disaksikan oleh Ketua RT 02, Tokoh Masyarakat dan warga sekitar, sebesar Rp 7 juta uang sumbangan dari para masyarakat dan pihak sekolah yang ada di Desa Sigam diserahkan oleh Kepala Desa Sigam, Harun kepada Siti Hadijah, orang tua dari Dewi Ayu Jelita yang menderita (Hidrosefalus).
"Duit sekitar Rp 7 Juta lebih ini di peroleh dari sumbangan warga dan pihak sekolah - sekolah yang ada di Desa Sigam," ujar Harun .
Dikatakan Harun, pihak Desa dan para warga sangat prihatin melihat kondisi Dewi Ayu Jelita yang menderita sakit sejak umur 6 bulan hingga umur 1 tahun lebih belum sembuh juga.
"Kami beserta masyarakat Desa Sigam prihatin dan ingin membantu meringankan beban orang tua Dewi Ayu Jelita. Mestinya Pemerintah Kotabaru lebih peduli dengan warganya yang sakit ini, dan cepat tanggap membantu," ungkap Harun.
Diakui Harun, memang sebelumnya Dewi Ayu Jelita ini pernah di bawa ke Rumah Sakit Umum Kotabaru dan ditangani selama seminggu, namun tak membuahkan hasil hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.
"Selama seminggu dirawat cuma diinfus saja, tanpa penanganan medis. Pelayanannya kurang bagus, terlebih terhadap orang miskin, pelayanannya hanya setengah-setengah," ujarnya.
Sementara Ketua RT 02 Desa Sigam, M Sakri mengatakan, mestinya Pemerintah Daerah Kabupaten Kotabaru prihatin dan memperhatikan warga yang sakit, agar cepat dibantu dan di fasilitasi untuk berobat sampai operasi, jangan setengah-setengah di obati dan dibantu biaya perobatan nya.
"Kalau mau bantu, bantu sekalian sampai sembuh, jangan tanggung tanggung dan separo jalan. Kasihan orang yang miskin yang tak mampu berobat, bila bukan Pemerintah yang turun tangan, siapa lagi yang mampu," ujar Sakri.
Orang tua Dewi Ayu Jelita, Siti Hadijah mengungkapkan, setelah dibawa ke Rumah Sakit Ulin Banjarmasin sesuai rujukan RSUD Kotabaru, satu hari cuma diinpus saja, tidak ada perawatan sama sekali.
"Kami ada konsultasi dengan Dokter Ahli Bedah, katanya anak kami tidak bisa di operasi. Kalau pun di operasi, kemungkinan juga tidak normal, takkan sembuh dan tidak bisa berjalan," ungkapnya.
Mendengar kata dokter Ahli Bedah saat konsultasi dan melihat kondisi pelayanan yang kurang maksimal, Siti Hadijah akhirnya membawa pulang anaknya.
"Di RS Ulin Banjarmasin, anak saya hanya diberi obat penurun panas dan diberikan perawatan biasa, jadi lebih baik saya bawa pulang dan dirawat di rumah saja," pungkasnya.(Hasan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.