Tanah Bumbu -
Tercatat di Dinas Kesehatan Tanah Bumbu sejak Januari - Desember 2015, warga penderita DBD jumlahnya meningkat sangat tajam dari tahun sebelumnya.
Menurut Sekretaris Dinkes Tanbu, dr Daru Dewa M Kes saat ditemui media diruang kerjanya menyebut, penyakit DBD tak bisa cuma ditangani oleh Dinas Kesehatan saja, namun peran serta dan kepedulian dari masyarakat pun harus ikut andil dalam mengantisipasi dan mencegahnya.
"Meskipun penyuluhan, pemberian Abate dan fogging dilakukan, namun bila dari para warga sendiri kurang memperhatikan kebersihan lingkungan, maka bibit nyamuk penular DBD tidak akan hilang. Kita harus memutus mata rantai penyebarannya melalui 3M," jelas dr Daru Dewa.
Menurut Daru Dewa, fogging takkan menyelesaikan masalah. Berapa pun besar biaya yang dikeluarkan melalui fogging tak efektif tanpa peran serta masyarakat, karena fogging tak mematikan bibit telur nyamuk namun hanya membinasakan nyamuk dewasa saja.
"Untuk itu, semaksimal mungkin memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar lebih cenderung memahami dan peduli kesehatan lingkungan sekitar," tambahnya.
Sementara Kepala Dinas kesehatan Tanah Bumbu, H. Damrah mengatakan, untuk mengantisipasi penyebaran penyakit DBD di Tanah Bumbu, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas yang berada ditiap Kecamatan telah membentuk Tim Jumantik (Juru Pantau Jentik-jentik).
"3M adalah cara yang paling efektif dan murah dalam menghindari dan menekan penyakit DBD, karena telur bibir penyakit DBD biasanya sering ditemukan digenangan air bersih, bak mandi atau penampungan air bersih lainnya. Minimal 2 hari sekali, bak penampungan air harus dikuras untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit DBD," terang H. Damrah, Senin (28/12/15).
Menanggapi dengan meningkatnya penderita DBD pada Tahun 2015 ini, H. Damrah menjelaskan dalam grafik 5 Tahunan pasti ada peningkatan jumlah penderita, karena kasusnya bukan hanya didaerah saja tapi sudah menjadi kasus Nasional.
"Semua daerah mengalami peningkatan, jadi bukan hanya di Tanbu saja, bahkan ada daerah lain yang sudah menjadikan hal itu sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Banyak faktor yang membuat hal tersebut meningkat, yaitu mobilisasi warga yang banyak bepergian keluar daerah, dan pendatang yang membawa bibit DBD serta kurangnya kesadaran warga terhadap kesehatan," ungkap H. Damrah.
Dibeberkan H. Damrah, pada Tahun 2014 lalu, penderita DBD hanya 61 kasus. Terhitung dari Bulan Januari - Desember 2015, penderita DBD telah meningkat sebanyak 272 penderita dan 1 orang meninggal dunia. Sedangkan kasus terbanyak terdapat di Kecamatan Satui dan Kecamatan Simpang Empat.
"Bila ada warga yang terinfeksi penyakit DBD, agar segera diberikan air minum sebanyak mungkin, dan cepat dibawa ke Puskesmas terdekat agar segera ditangani tim kesehatan," pungkasnya. (M12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.