Di usianya kali ini, yang tepatnya diperingati pada tanggal 08 April 2016 adalah tonggak sejarah baru di awal periode ke-2 masa kepemimpinan Bupati Tanbu, Mardani H Maming.
Bersama wakilnya yang saat ini dijabat oleh H Sudian Noor, Mardani pun kembali siap untuk memimpin pemerintahan selama lima tahun kedepan di "Bumi Bersujud (Bersih, Syukur, Jujur, dan Damai) itu.
Sebagai daerah baru dari hasil pemekaran, usia Kabupaten Tanbu memang masih tergolong muda dibandingkan kabupaten lain yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.
Berbagai terobosoan program strategis pembangunanpun terus digalakan. Mulai hal-hal yang mendasar seperti kebutuhan sarana infrastruktur, layanan pendidikan, dan layanan kesehatan terus ditingkatkan, demi terwujudnya masyarakat Tanbu yang sehat, cerdas, dan berkualitas.
Target layanan kebutuhan dasar masyarakat itu telah dirangkum melalui Program Tri Dharma Pembangunan. Program ini merupakan sasaran utama komitmen pemerintah Kabupaten Tanbu dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat hingga saat ini dan masa yang akan datang.
Seiring berjalanya program Tri Dharma Pembangunan, pemerintah Kabupten Tanbu telah berhasil menyelesaikan pembangunan sarana infrastruktur jalan poros kabupaten, jalan penghubung antar desa dan antar kecamatan.
Termasuk juga jalan lingkungan dan sarana kebutuhan ruang publik berupa taman kota yang sekaligus menjadi tempat bermain dan sarana rekreasi bagi masyarakat.
Bahkan di awal tahun ini, pemerintah daerah juga berhasil menyelesaikan pembangunan sarana ruang publik berupa Taman "Education Park" di kawasan Pasar Minggu, Kecamatan Simpang Empat, yang mana hampir setiap hari khususnya di hari libur tidak pernah sepi pengunjung.
Permudah Pelayanan Masyarakat Miskin Melalui KASPIN
Program Tri Dharma pembangunanpun, dilanjutkan dengan adanya Kartu Sehat dan Pintar (KASPIN) dari pemerintah daerah.
Penerbitan Kartu KASPIN yang didasari dengan bukti kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) tersebut adalah diperuntukkan bagi masyarakat miskin atau kurang mampu agar mereka mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatan secara gratis dari pemerintah daerah.
Dibidang kesehatan, program KASPIN dilaksanakan dengan memberikan layanan pengobatan gratis kelas tiga kepada masyarakat melalui masing-masing Puskemas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Termasuk juga pemberian layanan persalinan gratis bagi para ibu hamil yang ingin melahirkan anaknya dengan cara operasi (caesar).
Secara keseluruhan, program strategis pembangunan daerah baik itu Tri Dharma Pembangunan maupun Program KASPIN, tujuanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara maksimal.
Sehingga Kabupaten Tanbu kedepanya lebih memiliki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup memadai demi mendorong peningkatan ekonomi masyarakat di daerah.
Tingkatkan Kualitas Pendidikan dan Daya saing Untuk Menghadapai MEA
Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM masyarakat, pemerintah Tanbu juga lebih mengedepankan proses pengembangan mutu pendidikan. Melalui sektor pendidikan ini, kualitas SDM dibangun dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi generasi muda yang akan menjadi penerus estafet kehidupan bangsa dimasa datang.
Implementasi peningkatan kesadaran itu diwujudkan melalui program pendidikan gratis mulai tingkat SD hingga SMA dan sededarat. Dengan program pendidikan gratis diharapan tak ada lagi anak yang putus sekolah atau tidak mampu sekolah akibat tidak adanya biaya.
Peningjkatan kualitas SDM, juga dikembangkan melalui pemberian bimbingan keterampilan kepada masyarakat atau para lulusan sekolah yang akan terjun ke dunia kerja.
Bimbingan keterampilan yang dikembangkan antara lain bimbingan keterampilan menjahit, pemasangan instalasi listrik rumah tangga, otomotif, manajemen usaha produktif, dan sejumlah keterampilan lain yang notabenya banyak dibutuhkan oleh penyedia lapangan kerja.
Ketersediaan masyarakat terampil yang siap terjun ke dunia kerja, turut menjadi pendorong tercitanya jumlah peluang kerja baru bagi masyarakat.
Kemampuan keterampilan ini, sekaligus menjadi modal dasar bagi pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan daya saing masyarakat guna menghadapi pasar bebas Asean atau Masyarakat Economi Asean (MEA) yang berlangsung sejak awal 2016.
Meningkatnya daya saing telah terbukti dengan banyak lulusan siswa sekolah yang siap terjun ke dunia kerja maupun yang ingin berwira usaha sendiri dengan bekal ketrampilan dari hasil pembinaan atau bimbingan pemerintah daerah.
Kondisi ini juga didukung dengan komitmen pemerintah daerah terus melakukan inovasi kemudahan proses pembuatan ijin usaha bagi masyarakat.
Sejak 2015 setidaknya sudah tercatat ada sekitar 1.137 Ijin Usa Mikro Kecil (IUMK) yang tersebar di wilayah Kabupaten Tanbu. Ditambah lagi sekitar 337 badan usaha koperasi yang semuanya diarahkan sebagai pendorong peningkatan daya saing dan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Meningkatnya daya saing, juga berdampak terhadap meningkatnya proses pembangunan pada sektor lain seperti bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan, bidang pariwisata, dan sejumlah bidang pembangunan strategis lainya yang secara intents dan berkelanjutan juga menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah.
Realisasi program pembangunan tersebut telah menjadi jawaban atas berkembangnya aspirasi masyarakat luas yang mengharapkan upaya nyata dari pemerintah daerah dalam hal peningkatan kualitas SDM, daya saing, dan kesejahteraan di Bumi Bersujud.
Peran aktif masyarakatpun, juga diharapkan agar tidak sekedar menjadi obyek pembangunan daerah. Masyarakat lebih diposisikan sebagai mitra kerja pemerintah untuk bersama-sama merumuskan kebutuhan program pembangunan daerah.
Kebersamaan ini tercermin pada saat pelaksaan program "Satu Milyar Satu Desa" sejak tahun 2015. "Satu Milyar Satu Desa" juga menjadi salah satu program strategis daerah dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan yang berbasis perdesaan.
Melalui program pembangunan Satu Milyar Satu Desa, proses pembangunan di wilayah Kabupaten Tanbu yang luas mencapai 5.066,96 kilometer persegi secara umum berjalan lancar. Sedikitnya ada sekitar 144 desa yang masyarakatnya dapat kucuran alokasi dana tersebut melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tanbu, guna mempercepat kebutuhan pembangunan di desanya masing-masing.
Secara konseptual, pelaksanaan Program Satu Milyar Satu Desa juga lebih difokuskan untuk tiga hal bidang pembangunan yaitu bidang insfrastruktur, pendidikan, dan bidang kesehatan.
Melalui program ini pula, pemerintah desa diberikan keleluasaan sebesar-besarnya untuk melakukan inisiasi dalam menentukan rencana pembangunan prioritas apa saja yang akan direalisasikan sebagai bentuk refresentasi aspirasi masyarakat desa.
Tingkatkan Daya Saing Petani Di Daerah
Tak jauh berbeda dengan sektor pembangunan lain, di sektor pertanian juga dianggap menjadi hal utama yang layak untuk dikembangkan, mengingat masih luasnya potensi lahan pertanian yang dimiliki masyarakat. Pembangunan di sektor ini dinilai sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pangan di daerah agar masyarakat tidak mengalami ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan pangan dari daerah lain.
Tahun ini pemerintah daerah, melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan mulai kembali menyusun program strategis pembangunan daerah di sektor pertanian.
Program strategis yang diarahkan untuk mendorong pemenuhan kebutuhan pangan tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk penyaluran bantuan alat-alat mesin pertanian (Alsintan) dan dan program perluasan lahan pertanian.
Sedikitnya tahun ini rencananya ada sebanyak enam unit bantuan mesin panen besar, dua unit mesin penggiling padi, 32 unit alat perontok padi, dan bantuan dana pembuatan satu lokasi tempat penjemuran padi yang di berikan kepada petani.
Alokasi anggaranya bersumber dari APBD Tanbu.
Tidak hanya itu, pemerintah daerah juga telah menyalurkan bantuan kepada petani berupa Alsintan yang danan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN).
Bantuan tersebut berupa satu unit traktor roda empat, 54 unit hand traktor roda dua, empat unit mesin panen besar, 15 unit mesin panen sedang, 23 unit mesin panen kecil, 20 unit mesin perontok jagung, dua unit mesin perontok padi, dua unit mesin panen jagung, dan tiga unit mesin perontok multiguna.
Lebih dari pada itu, pemerintah daerah tahun ini bersama jajaran TNI juga melaksanakan program cetak sawah seluas 150 hektar untuk meningkatkan jumlah produksi petani.
Ditambah lagi dengan program pengembangan tanaman jagung seluas 2000 hekte, tanaman kedelai 500 hektare, program tandur jajar legowo seluas 1000 hektar, dan program perluasan areal tanam diluar lahan kering seluas 5000 hektar.
Pembangunan di sektor pertanian, juga didukung dengan adanya pengadaan sapi potong untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok ternak. Sedikitnya ada sebanyak 40 ekor sapi potong yang tahun ini rencananya disalurkan kepada petani.
Jenis ternak lainya yang juga akan disalurkan untuk kelompok tani adalah berupa kambing sebanyak 40 ekor, dan itik 3000 ekor yang sumber dananya berasal dari APBD Tanbu tahun anggaran 2016.
Sektor Kelautan dan Perikanan Berpotensi Jadi Penggerak Ekonomi Masyarakat
Pada sisi lain, pemerintah Kabupaten Tanbu juga terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui sektor kelautan dan perikanan. Letak wilayah Kabupaten Tanbu yang tidak jauh dari kawasan pesisir, turut memberikan memberi nilai tambah penghasilan tersendiri kepada masyarakat di daerah khususnya yang berprofesi sebagai nelayan.
Dari sektor kelautan, potensi hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Tanbu kini mencapai 48 ribu ton/tahun. Kondisi ini juga di dukung dengan adanya fasilitas dermaga dan Tempat Penjualan Ikan (TPI) yang cukup memadai sebagi tempat muaranya penjualan hasil laut kepada konsumen.
Bahkan, pemerintah daerah juga sudah membangun stasiun budidaya ikan Papuyu dan ikan Gabus yang pengelolaanya diserahkan kepada kelompok budidaya Perikanan Mattone di Desa Manurung, Kecamatan Kusan Hilir.
Budidaya ikan Papuyu dan ikan Gabus yang dimulai sejak 2014 diatas lahan seluas Delapan hektare tersebut sudah mulai membuahkan hasil.
Jumlah produksinya saat ini telah mencapai kurang lebih satu ton untuk menambah penghasilan kebutuhan petani atau kelompok budidaya yang telah menangani.
Selain budidaya ikan papuyu dan gabus, pada tahun 2016 Dinas Kelautan dan Perikanan Tanbu juga menyalurkan bantuan untuk masyarakat berupa bibit ikan. Bibit tersebut antara lain berupa bibit ikan Nila sebanyak 194.500 ekor, ikan patin sebanyak 55.000 ekor, dan ikan lele sebanyak 314.200 ekor.
Khusus untuk pengembangan ikan lele, pemerintah daerah telah menerapkan pembesaran ikan lele menggunakan tekhnologi Bio Flock. Sistem tersebut sudah dikembangkan di kawasan Desa Kampung Baru, Kecamatan Kusan Hilir.
Sistem Tekhnologi Bio Flock sebelumnya sudah dikembangkan di sejumlah negara maju. Tekhnologi Bio Flock merupakan sebuah sistem pemeliharaan ikan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi untuk mengolah limbah proses budidaya itu sendiri, menjadi gumpalan-gumpalan kecil yang bermanfaat sebagai makanan alami ikan.
Terlepas dari sektor pengembangan ikan budidaya tersebut, pemerintah daerah juga fokus meningkatkan kesejahteraan petani nelayan. Upaya itu dilakukan dengan menyalurkan berbagai bantuan seperti alat tangkap berupa jaring yang jumlahnya tahun ini mencapai 348 jaring.
Termasuk juga alat tangkap khusus untuk jenis ikan di perairan umum sebanyak 600 unit yang isinya berupa Lukah dan Tampirai.
Para nelayan di Tanbu juga dimasukan sebagai peserta BPJS bidang ketenagakerjaan. Sedikitnya ada sebanyak 2.233 orang nelayan yang saat ini sudah terdaftar dan akan dimasukan sebagai peserta BPJS tersebut. (Lapsus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.