Selain aktivitas perusahaan tambang batubara, diduga kegiatan perusahaan perkebunan ikut mempengaruhi kondisi air Sungai Cantung yang semula jernih kini berubah keruh dan kotor.
"Dulu saya masih ingat, sekitar Tahun 2000 aliran Sungai cantung sangat jernih dan airnya pun masih segar," kata warga setempat, Mustafa Rahman, Rabu (07/09/16).
Meskipun hujan lanjut Mustafa, airnya tetap jernih, apalagi disaat musim kemarau makin bertambah jernih. Tapi kini bila musim kemarau, selain debitnya kurang, warna airnya pun terlihat keruh bila hujan turun.
"Air Sungai Cantung sudah hampir tak layak minum lagi. Ini akibat ulah tangan manusia sendiri, terlebih sempat tercemar oleh limbah sebuah perusahaan yang mengakibatkan banyaknya ikan yang mati. Jika sempat terminum, ini bisa berakibat fatal bagi anak-anak kita," ujar Mustafa.
10 tahun kedepan tambah Mustafa, Sungai Cantung yang menjadi kebanggan warga Kelumpang Hulu ini, semakin sekarat kondisinya. Mungkin anak cucu kita tidak akan pernah lagi melihat air Sungai Cantung yang jernih seperti dulu lagi.
"Mari kita jaga sama-sama Sungai Cantung kita ini. Perhatian dan kesadaran seluruh masyarakat serta Pemerintah lah yang di harapkan dengan memperketat Amdal dan perijinan perusahaan," harapnya.
Hal yang sama juga diungkap oleh Tokoh masyarakat setempat, H. Syamsuri. Mengenai Sungai Cantung, sudah sepantasnya kita menjaga dan memelihara kebersihannya, karena kondisinya sangat memprihatinkan.
"Jauh sekali bedanya sekarang dengan dulu. Dulu air Sungai Cantung bisa langsung diminum tanpa direbus terlebih dahulu. Sekarang ini digunakan untuk keperluan mandi saja susah," ungkap H. Syamsuri.
Mungkin puluhan tahun kedepan imbuhnya, anak cucu kita tidak bisa merasakan kejernihan dan kebersihan Sungai Cantung lagi, dan hanya menjadi cerita dongeng belaka.
"Sangat perlu perhatian semua pihak, karena Sungai Cantung adalah termasuk sejarah bagi Kecamatan Kelumpang Hulu dan Kabupaten Kotabaru," tutupnya. (Tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.