Setelah sebelumnya dilakukan pertemuan antara pihak Perusahaan PT Agro Bukit South Kalimantan dengan perwakilan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Tanah Bumbu bersama Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Tanah Bumbu tak membuahkan keputusan, kini pertemuan kembali digelar membahas pengurangan hari kerja dan permasalahan lainnya, Rabu (05/10/16).
Bertempat diruang rapat Sekdakab Tanbu, rapat musyawarah dihadiri Kadisnakertrans bersama Kasi Binawas, pihak perusahaan, Ketua dan pengurus SBSI Tanbu serta anggota Dewan Pengupahan Tanah Bumbu.
Perwakilan Perusahaan PT Agro Bukit South Kalimantan (ABSK), Harol W Wemno dalam kesempatan tersebut mengungkapkan kondisi keuangan perusahaan yang sedang kritis, hingga ada usulan dan meminta pertimbangan kepada Disnakertrans Tanbu agar bisa menerapkan pengurangan hari kerja karyawan.
Terkait usulan tersebutlah akhirnya memunculkan protes dan keberatan dari pihak SBSI Tanbu selaku mewadahi para pekerja yang menjadi karyawan di Perusahaan PT. ABSK, hingga terjadilah pertemuan yang dimediasi oleh Disnakertrans Tanbu.
Namun setelah pihak perusahaan memaparkan kondisi perusahaan yang berada diujung tanduk, yakni kesulitan keuangan karena kurangnya hasil panen dan belum disetujuinya pinjaman dana oleh pihak Bank, hingga berencana akan mengurangi masa hari kerja karyawannya.
Karena keduabelah pihak, yakni PT ABSK dan SBSI sama - sama mempertahankan argumen dan tak mencapai kata sepakat, pihak Disnakertrans Tanbu akhirnya berencana akan melakukan peninjauan kelokasi perusahaan serta mengecek kondisi situasi keuangan perusahaan, apakah benar krisis atau hanya sekedar alasan saja.
"Pertemuan hari ini belum bisa mengambil keputusan dan kesepakatan, jadi kami akan segera meninjau kondisi perusahaan dulu, baru kemudian akan digelar kembali pertemuan berikutnya," terang Kasi Binawas Disnakertrans Tanbu, Kadri Mandar usai pertemuan. (M12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.