Pasca Diprotes, Bukit Kapur Mild Pasang Filter Limbah - BIDIK KALSEL

  • Membidik ke Segala Arah

    ©Bidik Kalsel

    Website Ini Telah Dilihat 13,17 Juta Kali

    Sabtu, 24 Desember 2016

    Pasca Diprotes, Bukit Kapur Mild Pasang Filter Limbah

    Kotabaru -
    Pasca protes keras dari Kepala Desa Bangkalaan Melayu Kecamatan Kelumpang Hulu kepada managamen Pabrik Kelapa Sawit Bukit Kapur Mild (Sinarmas Group) berkenaan dengan limbah yang meluber ke parit dan berujung kesungai, pihak perusahaan melakukan penanganan dengan memasang filter berbahan plastik pada parit yang airnya berwarna hitam dan berbau menyengat tersebut.

    Johansyah selaku Kepala Desa Bangkalaan Melayu kembali mendatangi kantor Bukit Kapur Mild dan melihat langsung surat ijin pengaliran limbah pabrik ke lahan perkebunan Bukit Kapur Estate yang ditanda tangani Bapak Bupati Kotabaru Periode 2010-2015, Irhami Rijani, S.Sos.MAP, Sabtu (24/12/16).

    "Saya tidak melarang perusahaan mengalirkan limbah pabrik ke lahan perkebunan mereka, karena sudah ada ijin dari Bapak Bupati. Yang saya permasalahkan adalah limbah mengalir ke parit dan berakhir ke sungai, dan sesuai surat ijin Bupati hal ini dilarang, berarti ini suatu pelanggaran bahkan bisa dikatakan ini suatu pembiaran," ujarnya.

    Saya melihat langsung hasil penangan yang mereka lakukan lanjutnya, yaitu pemasangan filter di saluran parit tersebut, dan menurut saya itu bukan mengatasi masalah. Yang seharusnya diatasi, bagaimana supaya limbah tidak mengalir ke parit tersebut.

    "Terkait hal ini, saya sangat berharap tindak lanjut dari BLHD Kotabaru dan melakukan pemeriksaan kelapangan agar berkordinasi dengan Pemerintahan Desa, karena kami lebih tahu titik-titik melubernya limbah tersebut, sebab kalau Tim BLHD hanya berkordinasi dengan pihak perusahaan, saya rasa tidak mungkin menemukan titik titik yang dimaksud," tutupnya.

    Amrullah selaku manager Pabrik Kelapa Sawit Bukit Kapur Mild membantah kalau ini dianggap suatu pembiaran, karena pihaknya selalu melakukan pemantauan tiap enam bulan sekali.

    "Sistem kami dipabrik adalah menunggu instruksi operator dilapangan, kalau instruksi stop maka kami akan stop," jelas Amrullah. (Tim JnM)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.

    Beranda