Jakarta -
Tantangan yang dihadapi Tentara Nasional Indonesia (TNI) di masa mendatang akan semakin kompleks. Banyak tantangan baru bermunculan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, baik dalam kehidupan nyata maupun dunia digital.
Salah satunya adalah paham terorisme dan radikalisme yang harus dicegah sejak dini agar tidak menyebar ke seluruh pelosok Tanah Air.
"Penyebaran paham terorisme dan perongrong ideologi negara harus dihentikan. Jangan sampai mereka memakan korban lagi. Jangan sampai jatuh korban lagi," ujar Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan dalam acara Buka Puasa Bersama dengan Prajurit TNI dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Mabes TNI di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Senin, 19 Juni 2017.
Presiden mengingatkan kembali tugas dan fungsi TNI sebagaimana yang disampaikan oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman. TNI adalah hak milik nasional yang selalu utuh dan tidak berubah, yaitu tidak berubah dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam merawat Pancasila serta menguatkan persatuan dalam kebinekaan.
"Untuk itu saya harap TNI agar terus menumbuhkembangkan mental bela negara, mental persatuan kita, mental kesatuan bangsa kita," tuturnya.
Presiden meyakini adanya hubungan yang baik antara TNI dan rakyat Indonesia. Hubungan tersebut ibarat air dan ikan yang tak bisa dipisahkan.
"Karena itu buatlah tenteram hati rakyat, pupuk toleransi antar umat beragama, pupuk persatuan, dan pupuk kesatuan kita," ucap Presiden.
Menjelang hari raya Idul Fitri, Presiden meminta TNI untuk memberikan dukungan penuh kepada Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat.
"Masyarakat menunggu hasil kerja nyata kita, terus tingkatkan kewaspadaan dan profesionalisme kerja kita," kata Presiden.
Di awal sambutannya, Presiden ingin memastikan apakah gaji ke-14 sudah diterima oleh para prajurit TNI. Namun berdasarkan laporan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, saat ini baru 56 persen yang sudah menerima dan sisanya sebesar 44 persen akan menerima besok (20/6).
Meskipun demikian, para prajurit TNI tetap semangat menjalani ibadah di bulan Ramadan. Mengingat tunjangan tersebut diberikan pemerintah guna meningkatkan kinerja para aparatur negara yang memiliki tanggung jawab besar kepada negara.
"Saya kira belum terlambat. Dan walaupun sudah di minggu terakhir bulan Ramadan, saya melihat seluruh perwira tinggi dan prajurit TNI tetap semangat berpuasa. Dan di bulan yang suci ini kita diberi kesempatan untuk meningkatkan ibadah kita bukan hanya dalam _hablum minallah_ tetapi juga dalam _hablum minannas_," kata Presiden.
Sebelum azan Magrib berkumandang, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia K.H. Ma'ruf Amin menyampaikan tausiahnya. Kemudian selepas berbuka puasa, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar bertindak sebagai imam memimpin salat Magrib. Acara kemudian diakhiri dengan jamuan santap malam bersama.
Tampak hadir pada acara tersebut di antaranya, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono. (Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden - Bey Machmudin)
Salah satunya adalah paham terorisme dan radikalisme yang harus dicegah sejak dini agar tidak menyebar ke seluruh pelosok Tanah Air.
"Penyebaran paham terorisme dan perongrong ideologi negara harus dihentikan. Jangan sampai mereka memakan korban lagi. Jangan sampai jatuh korban lagi," ujar Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan dalam acara Buka Puasa Bersama dengan Prajurit TNI dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Mabes TNI di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Senin, 19 Juni 2017.
Presiden mengingatkan kembali tugas dan fungsi TNI sebagaimana yang disampaikan oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman. TNI adalah hak milik nasional yang selalu utuh dan tidak berubah, yaitu tidak berubah dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam merawat Pancasila serta menguatkan persatuan dalam kebinekaan.
"Untuk itu saya harap TNI agar terus menumbuhkembangkan mental bela negara, mental persatuan kita, mental kesatuan bangsa kita," tuturnya.
Presiden meyakini adanya hubungan yang baik antara TNI dan rakyat Indonesia. Hubungan tersebut ibarat air dan ikan yang tak bisa dipisahkan.
"Karena itu buatlah tenteram hati rakyat, pupuk toleransi antar umat beragama, pupuk persatuan, dan pupuk kesatuan kita," ucap Presiden.
Menjelang hari raya Idul Fitri, Presiden meminta TNI untuk memberikan dukungan penuh kepada Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat.
"Masyarakat menunggu hasil kerja nyata kita, terus tingkatkan kewaspadaan dan profesionalisme kerja kita," kata Presiden.
Di awal sambutannya, Presiden ingin memastikan apakah gaji ke-14 sudah diterima oleh para prajurit TNI. Namun berdasarkan laporan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, saat ini baru 56 persen yang sudah menerima dan sisanya sebesar 44 persen akan menerima besok (20/6).
Meskipun demikian, para prajurit TNI tetap semangat menjalani ibadah di bulan Ramadan. Mengingat tunjangan tersebut diberikan pemerintah guna meningkatkan kinerja para aparatur negara yang memiliki tanggung jawab besar kepada negara.
"Saya kira belum terlambat. Dan walaupun sudah di minggu terakhir bulan Ramadan, saya melihat seluruh perwira tinggi dan prajurit TNI tetap semangat berpuasa. Dan di bulan yang suci ini kita diberi kesempatan untuk meningkatkan ibadah kita bukan hanya dalam _hablum minallah_ tetapi juga dalam _hablum minannas_," kata Presiden.
Sebelum azan Magrib berkumandang, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia K.H. Ma'ruf Amin menyampaikan tausiahnya. Kemudian selepas berbuka puasa, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar bertindak sebagai imam memimpin salat Magrib. Acara kemudian diakhiri dengan jamuan santap malam bersama.
Tampak hadir pada acara tersebut di antaranya, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono. (Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden - Bey Machmudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.