Tanah Bumbu -
Biasanya tiap bulan sekali datangnya, tapi yang ini 4 bulan baru datang dan jumlahnya pun sebanyak 50 Kilogram untuk 1 Kepala Keluarga.
Demikian diucapkan para ibu ibu Lansia kurang mampu yang mendapatkan jatah Raskin di RT 11 Desa Sarigadung Simpang Empat, Minggu (18/06/17) kepada anggota DPRD Tanbu dari Fraksi PDI Perjuangan, M. Syarifuddin, SE saat meninjau Raskin yang dikeluhkan kurang layak komsumsi.
"Sebelumnya tak pernah begini, berasnya bagus bagus saja, dan biasanya dibungkus dengan karung kecil. Tapi ini selama 4 bulan baru datang dengan karung yang besar dan kualitasnya kurang baik," tambah para ibu.
Menanggapi keluhan para ibu ibu tersebut, Syarifuddin menyarankan agar Raskin jangan dibagi dulu, karena dirinya akan berkoordinasi dan mempertanyakan kepihak BULOG.
Biasanya tiap bulan sekali datangnya, tapi yang ini 4 bulan baru datang dan jumlahnya pun sebanyak 50 Kilogram untuk 1 Kepala Keluarga.
Demikian diucapkan para ibu ibu Lansia kurang mampu yang mendapatkan jatah Raskin di RT 11 Desa Sarigadung Simpang Empat, Minggu (18/06/17) kepada anggota DPRD Tanbu dari Fraksi PDI Perjuangan, M. Syarifuddin, SE saat meninjau Raskin yang dikeluhkan kurang layak komsumsi.
"Sebelumnya tak pernah begini, berasnya bagus bagus saja, dan biasanya dibungkus dengan karung kecil. Tapi ini selama 4 bulan baru datang dengan karung yang besar dan kualitasnya kurang baik," tambah para ibu.
Menanggapi keluhan para ibu ibu tersebut, Syarifuddin menyarankan agar Raskin jangan dibagi dulu, karena dirinya akan berkoordinasi dan mempertanyakan kepihak BULOG.
"Tahan dulu, jangan dibagikan, biar pihak BULOG bisa melihat langsung kualitas Raskin yang mereka bagikan. Untuk sementara akan saya usahakan carikan bantuan beras pengganti agar ibu ibu bisa bertahan dulu," ujarnya.
Selain mengeluhkan kualitas buruk Raskin yang harus mereka tebus seharga Rp. 1600 perkilogramnya, para Lansia juga meminta agar penyalurannya rutin tiap bulan, jangan ditunda hingga 4 bulan dengan jumlah yang banyak, karena kemampuan mereka terbatas untuk membelinya.
"Berasnya agak hitam dan hancur saat dicuci. Sebelumnya juga pernah berwarna kebiru-biruan dan agak berjamur, tapi kami diam saja dan terpaksa membelinya, karena kemampuan kami memang tak bisa lebih," tambah para ibu ibu.
Tak jauh beda dengan Raskin di RT 11, Raskin di RT 07 pun kualitasnya kurang bagus, namun masih mendingan dari Raskin yang beredar di RT 11.
Selain mengeluhkan kualitas buruk Raskin yang harus mereka tebus seharga Rp. 1600 perkilogramnya, para Lansia juga meminta agar penyalurannya rutin tiap bulan, jangan ditunda hingga 4 bulan dengan jumlah yang banyak, karena kemampuan mereka terbatas untuk membelinya.
"Berasnya agak hitam dan hancur saat dicuci. Sebelumnya juga pernah berwarna kebiru-biruan dan agak berjamur, tapi kami diam saja dan terpaksa membelinya, karena kemampuan kami memang tak bisa lebih," tambah para ibu ibu.
Tak jauh beda dengan Raskin di RT 11, Raskin di RT 07 pun kualitasnya kurang bagus, namun masih mendingan dari Raskin yang beredar di RT 11.
"Agar lebih layak, saya siasati dengan menggiling ulang ke pabrik. Memang tambah biaya, tapi lebih mendingan untuk dikomsumsi," ujar Ketua RT 07, Pa Iwan. (M12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.