Bang Dhin Himbau Petugas Medis Utamakan Pelayanan Masyarakat - BIDIK KALSEL

  • Membidik ke Segala Arah

    ©Bidik Kalsel

    Website Ini Telah Dilihat 13,17 Juta Kali

    Senin, 11 September 2017

    Bang Dhin Himbau Petugas Medis Utamakan Pelayanan Masyarakat

    Tanah Bumbu -
    Menyikapi adanya keluhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan oleh petugas medis ditempat- tempat pelayanan kesehatan, Bang Dhin menghimbau agar petugas kesehatan tidak pilah- pilih dan setengah hati dalam melayani.

    "Petugas medis jangan setengah hati atau pilah pilih dalam melayani masyarakat. Jangan mentang- mentang itu gratis hingga masyarakat yang datang terabaikan," ujar M. Syaripuddin, SE (Bang Dhin) yang merupakan seorang anggota DPRD Tanah Bumbu.

    Hal ini dikatakannya, karena mengingat banyaknya kasus pengabaian kesehatan oleh pihak petugas kesehatan terhadap warga yang notabene berada dilevel kurang mampu.

    "Petugas kesehatan harus santun dan sopan dalam melayani serta menyampaikan hasil diagnosa penyakit pasien, bukan memvonis dan melemah hati penderita. Ada cara lain untuk memberi semangat dan memberi harapan pasien hingga giat berusaha dalam berobat," tambahnya.

    Selain petugas kesehatan, lanjutnya, dia juga berharap instansi pemerintahan, baik dari Kabupaten, Kecamatan maupun Desa harus lebih peka terhadap situasi lingkungan sekitarnya.

    "Jangan sampai ada warga kurang mampu yang sakit namun tidak diketahui, dan setelah terekspos oleh media sosial baru repot sendiri. Coba lah sedikit pro aktif hingga hal yang seperti itu cepat tertangani, bukan setelah ribut baru turun tangan," tutupnya.

    Bukan tanpa alasan, ungkapan Bang Dhin ini adalah hal yang biasa ditemuinya dilapangan. Bukan sekali dua dirinya menemukan warga kurang mampu yang sakit dan tak tertangani, padahal sudah jelas Pemkab Tanbu telah menganggarkan Kesehatan Gratis bagi semua warga Tanah Bumbu, namun faktanya masih ada saja yang tak terdeteksi dan seolah terabaikan.

    Contoh yang terbaru seperti kasus Kholida Holly, anak warga Desa Baroqah yang menderita Microsefali (Pengecilan Otak) yang setelah ribut baru ditangani. Dan Herliyana, warga Desa Lasung pasien radang paru yang kini tak lagi dilayani hanya karena tak tepat waktu, yaitu telat sehari mengambil obat.

    Kepala Dinas Kesehatan Tanah Bumbu, H. Damrah, Senin (11/09/17) saat dikonfirmasi mengenai adanya warga yang tidak dilayani di Puskesmas Binawara kusan Hulu membantah hal tersebut.

    "Ini tidak benar jika ada warga yang tidak terlayani atau diabaikan oleh petugas medis. Terkait kasus Herliyana, penderita TB Paru ini sedang dalam tahap pengobatan selama 6 bulan dan harus rutin serta tepat waktu berobat. Saat ada jeda atau telat dari waktunya berobat, maka sangat disayangkan, karena tahapan pengobatan akan kembali ketitik nol lagi, jadi pengobatan selama 4 bulan berjalan itu menjadi sia- sia. Saya akan koordinasikan dengan pihak Puskesmas dulu, tindakan apa yang bakal dilakukan sebagai lanjutan pengobatan Herliyana," jelasnya.

    Melalui sambungan telepon, Dokter Dani yang bertugas di Puskesmas Kusan Hulu menjelaskan, pasien Herliyana sudah dua kali melakukan tahap pengobatan lanjutan,  dan hingga kini tak jua datang mengambil obat.

    "Kami tunggu hingga hari ini pasien tak ada datang mengambil obat," jelasnya.

    Dikatakannya, pengobatan TB Paru melalui dua tahapan. Tahapan pertama selama dua bulan dengan komsumsi obat tiap hari, dan tahapan kedua selama empat bulan dengan komsumsi obat tiga kali seminggu.

    "Tahapan pertama ternyata pasien tak meminum obatnya secara rutin, akhirnya sempat diulang kembali selama dua kali. Tahapan kedua empat bulan ini, pasien sempat telat mengambil obat, dan hingga saat ini pun belum mengambil obat. Jika memang ada datang, kami bisa buktikan didaftar hadir antrian pasien. Kami sangat menyayangkan jika si pasien mengabaikan aturan, padahal itu untuk kebaikan dia dan orang yang berada disekitarnya, sebab tahu sendiriTB Paru itu bisa menular," tutupnya. (M12)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.

    Beranda