Kuching -
Kerja sama antara Indonesia dan Malaysia semakin kokoh. Hal ini didukung oleh meningkatnya angka perdagangan lebih dari 21 persen di semester pertama 2017.
Kerja sama antara Indonesia dan Malaysia semakin kokoh. Hal ini didukung oleh meningkatnya angka perdagangan lebih dari 21 persen di semester pertama 2017.
Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers bersama Perdana Menteri Dato’ Sri Mohd. Najib di Hotel Hilton, Kuching, Malaysia, pada Rabu, 22 November 2017.
Selain itu, Indonesia juga telah memulai ekspor beras ke Malaysia pada bulan Oktober 2017 lalu sebanyak 25 ribu ton. Jumlah ekspor tersebut diharapkan akan terus meningkat setiap tahunnya.
“Dan Indonesia berharap Malaysia dapat mengalokasikan 20 persen dari kuota impor berasnya, sekitar 150 ribu ton dengan mengimpor dari Indonesia,” ucap Presiden.
Pengaturan perbatasan yang merupakan salah satu ciri khas hubungan Indonesia-Malaysia juga turut dibahas dalam pertemuan tersebut.
“Indonesia mengharapkan draft Border Crossing Agreement yang sudah selesai dirundingkan untuk segera ditandatangani. Demikian juga dengan Border Trade Agreement,” kata Kepala Negara.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kedua negara memiliki kerja sama baru yang sangat strategis yaitu penguatan kemitraan untuk kelapa sawit melalui pembentukan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC).
Bahkan pada bulan November 2017, Indonesia telah menjadi tuan rumah Pertemuan Tingkat Menteri CPOPC dengan mengundang sejumlah negara penghasil sawit lainnya.
“Kita harus bersatu melawan kampanye hitam terhadap kelapa sawit,” tutur Presiden.
Isu penting lain yang dibahas kedua negara adalah terkait perlindungan warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di Malaysia. Hal ini penting mengingat perlindungan WNI merupakan prioritas pemerintah Indonesia.
“Hak pendidikan bagi anak pekerja Indonesia juga telah saya mohonkan perhatian kepada PM Najib,” kata Kepala Negara.
Sementara itu, PM Najib menyampaikan bahwa lawatan Presiden Jokowi ke Kuching, Malaysia, menandakan konsultasi tahunan ke-12 kedua negara.
“Dan juga menandakan hubungan diplomatik antara Malaysia dan Indonesia ke-60,” ucap PM Najib.
Pertemuan kedua pemimpin tersebut berjalan dengan lancar dan menunjukkan hubungan bilateral antara kedua negara dalam keadaan yang sangat baik.
“Begitu banyak kemajuan mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, keamanan, dan kerja sama perbatasan. Keinginan kedua pemerintah untuk terus meningkatkan lagi hubungan sehingga semakin banyak peluang dan potensi yang dapat direalisasikan,” kata PM Najib.
*PM Najib Apresiasi Upaya Presiden Atasi Kabut Asap*
Dalam kesempatan tersebut, PM Najib menyampaikan apresiasi kepada Presiden Jokowi atas upayanya mengatasi kabut asap.
“Saya mau ucapkan terima kasih kepada pemerintah Republik Indonesia. Sudah dua tahun Malaysia tidak alami masalah _jerebu,”_ kata PM Najib.
Lebih lanjut, PM Najib menyampaikan bahwa upaya tersebut tak lepas dari perhatian serius yang diberikan pemerintah Indonesia.
“Terima kasih atas perhatian serius Indonesia, ini yang memberikan kelegaan terhadap rakyat Indonesia termasuk Sarawak. Cuaca sudah lega, enaklah,” tutur PM Najib.
*Jalannya Konsultasi Tahunan Ke-12*
Konsultasi Tahunan ke-12 Indonesia-Malaysia dimulai dengan pertemuan terbatas antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Mohd. Najib pada Rabu, 22 November 2017, di Ruang Enseng, Lobi Hotel Hilton, Kuching, Malaysia.
Saat pertemuan terbatas berlangsung, Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana.
Setelahnya, Presiden Jokowi langsung mengikuti pertemuan konsultasi tahunan ke-12 Indonesia-Malaysia. Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi juga didampingi oleh sejumlah jajarannya di Kabinet Kerja.
Mulai dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala BKPM Thomas Lembong, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, hingga Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana.
Sebelum dimulainya konferensi pers bersama, Presiden Jokowi terlebih dahulu menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama Indonesia-Malaysia dalam Bidang Pendidikan Tinggi Islam yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia Idris Jusoh.
Kemudian Presiden Jokowi beserta rombongan menghadiri jamuan santap siang bersama yang sekaligus menjadi penutup pertemuan tersebut. (Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden - Bey Machmudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.