Kotabaru -
Dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudra Tahun 2019 dan Tabur Bunga Laut memgenang Pahlawan Yos Sudarso, Lanal Kotabaru menggelar upacara di Mako Lanal Kotabaru, Rabu (16/01/19).
Dipimpin langsung Irup Danlal Kotabaru Letkol Laut Joko Andriyanto, S.T, upacara diikuti pasukan personil TNI, Polri, gabungn Satpol PP dan Basarnas Kotabaru serta para pelajar sekolah.
Membacakan amanat KASAL, Danlanal Kotabaru mengatakan, pertempuran laut Arafura yang terjadi pada Tanggal 15 Januari 1962 telah tercatat sebagai pertempuran laut paling heroik dalam sejarah Republik Indonesia. Tiga kapal cepat jenis Motor Torpedo Boats (MTB), yaitu KRI Harimau, KRI Macan Tutul dan KRI Macan Kumbang harus berjibaku melawan tiga kapal kombatan utama kerajaan Belanda.
Dikatakannya, ketiga MTB yang tergabung dalam satuan tugas khusus ini sebenarnya mengemban tugas infiltrasi mendaratkan pasukan Angkatan Darat di timur sebagai langkah awal perjuangan Trikora. Sesuai dengan rencana operasi unsur-unsur estetis harus kembali ke Pangkalan manakala posisinya diketahui musuh. Namun Armada tempur Belanda terus mengejar dan menyerang. Ditengah situasi genting dengan kekuatan yang tidak seimbang, Deputi 1 Men/Kasal Komodor Yos Sudarso yang berasal dari KRI Macan Tutul sebagai Senior Officer Present Aflout mengambil alih komando kapal tersebut dengan melakukan manuver menyongsong gerak maju 3 kapal kombatan Belanda, sehingga serangan semua kapal musuh tertuju pada RI Macan Tutul.
Kumandang kobarkan semangat pertempuran yang diserukan oleh Komodor Yos Sudarso lewat radio telepon mengiringi perlawanan dari KRI Macan Tutul menghadang Armada musuh yang lebih unggul kekuatannya. KRI Macan Tutul tenggelam secara gentle, bersamaan dengan gugurnya Yos Sudarso sebagai Pahlawan Kusuma Bangsa demi mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi, dan berhasil terwujud pada Yanggal 1 Mei 1963.
"Para Pahlawan pertempuran laut Arafura telah memberikan teladan sejati kepada kita, yakni sikap ksatria rela berkorban, pantang menyerah sampai akhir. Mereka telah membuktikan bahwa Bangsa Indonesia tidak pernah gentar menghadapi musuh dalam upaya mempertahankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," sebut Danlanal.
Dipimpin langsung Irup Danlal Kotabaru Letkol Laut Joko Andriyanto, S.T, upacara diikuti pasukan personil TNI, Polri, gabungn Satpol PP dan Basarnas Kotabaru serta para pelajar sekolah.
Membacakan amanat KASAL, Danlanal Kotabaru mengatakan, pertempuran laut Arafura yang terjadi pada Tanggal 15 Januari 1962 telah tercatat sebagai pertempuran laut paling heroik dalam sejarah Republik Indonesia. Tiga kapal cepat jenis Motor Torpedo Boats (MTB), yaitu KRI Harimau, KRI Macan Tutul dan KRI Macan Kumbang harus berjibaku melawan tiga kapal kombatan utama kerajaan Belanda.
Dikatakannya, ketiga MTB yang tergabung dalam satuan tugas khusus ini sebenarnya mengemban tugas infiltrasi mendaratkan pasukan Angkatan Darat di timur sebagai langkah awal perjuangan Trikora. Sesuai dengan rencana operasi unsur-unsur estetis harus kembali ke Pangkalan manakala posisinya diketahui musuh. Namun Armada tempur Belanda terus mengejar dan menyerang. Ditengah situasi genting dengan kekuatan yang tidak seimbang, Deputi 1 Men/Kasal Komodor Yos Sudarso yang berasal dari KRI Macan Tutul sebagai Senior Officer Present Aflout mengambil alih komando kapal tersebut dengan melakukan manuver menyongsong gerak maju 3 kapal kombatan Belanda, sehingga serangan semua kapal musuh tertuju pada RI Macan Tutul.
Kumandang kobarkan semangat pertempuran yang diserukan oleh Komodor Yos Sudarso lewat radio telepon mengiringi perlawanan dari KRI Macan Tutul menghadang Armada musuh yang lebih unggul kekuatannya. KRI Macan Tutul tenggelam secara gentle, bersamaan dengan gugurnya Yos Sudarso sebagai Pahlawan Kusuma Bangsa demi mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi, dan berhasil terwujud pada Yanggal 1 Mei 1963.
"Para Pahlawan pertempuran laut Arafura telah memberikan teladan sejati kepada kita, yakni sikap ksatria rela berkorban, pantang menyerah sampai akhir. Mereka telah membuktikan bahwa Bangsa Indonesia tidak pernah gentar menghadapi musuh dalam upaya mempertahankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," sebut Danlanal.
Ditambahkannya, nilai- nilai kepahlawanan samudra yang telah ditunjukkan oleh para pendahulu harus kita warisi dengan sepenuh hati. Nilai-nilai pertempuran Laut Arafura yang luhur ini harus menjadi jiwa dan semangat generasi penerus untuk menghadapi tantangan tugas masa kini dan masa depan yang tidak kalah beratnya.
"Pentingnya pewarisan nilai-nilai kepahlawanan pertempuran laut Arafura ini menjadi pertimbangan utama TNI Angkatan Laut untuk melaksanakan acara doa bersama mengenang pertempuran Laut Arafura," pungkasnya. (Ebet Ahadiani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.