Presiden Minta Masalah Stunting dan Gizi Buruk Turun Dibawah 20 Persen - BIDIK KALSEL

  • Membidik ke Segala Arah

    ©Bidik Kalsel

    Website Ini Telah Dilihat 13,17 Juta Kali

    Rabu, 27 Februari 2019

    Presiden Minta Masalah Stunting dan Gizi Buruk Turun Dibawah 20 Persen

    JAKARTA –
    Saya ingin mengucapkan terima kasih karena angka stunting kita sudah turun dari 37 persen menjadi 30 persen. Turunnya juga drastis, tapi saya minta harus anjlok lagi sampai ke bawah 20 persen.

    Demikian dikatakan Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI), di Istana Negara, Jakarta, Selasa (26/02/19) terkait dengan penanganan permasalahan stunting atau gizi buruk di tanah air.

    "Saya optimistis target turun sampai di bawah 20 persen itu bisa dicapai, namun hal itu harus dikerjakan bersama-sama oleh jajaran pemerintah, jajaran aparatur sipil negara, jajaran KORPRI, dari pusat sampai ke daerah," sebut Presiden.

    Selain soal stunting, Presiden Jokowi juga menekankan soal Dana Desa, yang menurutnya merupakan uang gede. 

    "Sampai 2018 kemarin telah kita gelontorkan Rp187 triliun ke desa-desa, ke 74.900 desa yang ada. Sampai akhir 2019 ini berarti totalnya akan Rp257 triliun," ungkapnya.

    Untuk itu tambahnya, saya meminta agar sistem pengawasan, sistem monitoring, betul-betul harus dijaga agar Dana Desa ini menetas betul, menjadi barang, bermanfaat.

    "Entah itu yang namanya jalan desa, posyandu, PAUD, pasar desa, jembatan, irigasi yang ada di desa, embung, air bersih yang ada di desa. Semuanya ini harus betul-betul dimonitor/diawasi oleh kita semuanya," ujarnya.

    Sebelumnya Presiden Jokowi meminta kepada segenap jajaran KORPRI untuk mengubah orientasinya, bukan orientasi prosedur tapi orientasi hasil.

    "Sekarang ini orientasinya harus hasil, prosedur mengikuti karena prosedur memang sudah kewajiban kita," tegasnya.

    Untuk itu, Presiden mengingatkan, kalau mendesain sebuah APBN/APBD, desainlah sesimpel mungkin, sesederhana mungkin, enggak usah banyak-banyak program.

    "Program itu sedikit, fokus, konsentrasi, sasarannya jelas, tepat, gampang mengontrolnya, gampang mengeceknya, hasilnya dirasakan oleh rakyat. Goal-nya masih ke sana. Semua harus memulai ini," tutur Presiden Jokowi.

    Menurut Presiden, sekarang ini kita sering sekali harus setiap seksi ada kegiatan, setiap bagian ada kegiatan. Presiden menilai, tidak seperti itu. Presiden mencontohkan, misalnya ada 15 seksi lima belas, enggak apa-apa yang diberi 5 dulu.

    "Mungkin tahun depan gantian yang lima lagi, tapi ada konsentrasi betul ke mana arah kita, ke mana tujuan kita, di mana skala prioritas kita. Arah-arah seperti itu harus kita ubah, kita harus berubah, kita harus berubah," ucap Presiden Jokowi.

    Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, Sekrearis Kabinet Pramono Anung, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin, dan Ketua KORPRI Zudan Arif Fakhrulloh. (Humas Setkab RI)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.

    Beranda