Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) sejatinya merupakan momentum untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pembinaan atlet di setiap daerah.
Impian besar tentunya berada di genggaman atlet-atlet yang merupakan putra asli daerah. Kesempatan unjuk gigi di ajang multievent olahraga terbesar di tingkat Provinsi itu akan membuka peluang mereka tampil di ajang lebih besar seperti PON.
Namun, atas nama gengsi dan harga diri antar daerah, hal tersebut kadang terabaikan. Cara instan dengan mendatangkan pemain dari luar daerah demi mendulang prestasi kerap kali menjadi jalan pintas. Imbasnya, esensi utama dari sebuah pembinaan mulai bias, sekaligus menghambat peluang regenerasi putera daerah.
Kenyataan tersebut rupanya tidak berlaku bagi Kabupaten Tanah Bumbu. Kabupaten yang berdiri pada tanggal 8 April 2003 itu tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas, dan meyakini bahwa berproses itu jauh lebih penting daripada mengejar prestasi dengan menghalalkan segala cara.
Seperti yang mereka lakukan di Porprov XI di Hulu Sungai Selatan tahun ini. Tanah Bumbu tetap mempercayakan potensi atlet lokal untuk mengarungi perhelatan ini, terutama di Cabor sepakbola dan futsal.
Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Tanah Bumbu, M. Syaripuddin bahkan mengharamkan adanya atlet 'ilegal' berpartisipasi di ajang sekelas Porprov.
"Pertama kita bicara mentalitas atlet itu sendiri. Pemain lokal jelas dia akan lebih militan dan mati-matian membela tanah kelahirannya. Beda dengan atlet luar yang didatangkan dengan iming-iming materi," kata pria yang akrab disapa Bang Dhin tersebut.
Poin kedua yang perlu digarisbawahi, menurut Bang Dhin, adalah muara dari sebuah pembinaan itu sendiri. Para atlet yang berprestasi di Porprov nantinya akan diproyeksikan untuk tampil di PON.
"Bayangkan, pemain luar itu nantinya akan kesulitan menembus PON karena terhalang administrasi. Meskipun berprestasi di Porprov, tak ada artinya jika tidak bisa mengharumkan nama Kalsel di PON. Ini kan artinya mematikan pembinaan dan regenerasi," tambahnya.
Disinggung mengenai potensi pemain lokal Tanah Bumbu yang diturunkan di Cabor sepakbola dan futsal pada Porprov XI HSS 2022, Bang Dhin justru memberikan apresiasi positif.
"Apapun hasilnya, kita tetap bangga. Ternyata prestasi pemain lokal tidak kalah dengan tim yang menggunakan pemain luar,” sindirnya, sambil berharap ajang Porprov Kalsel ini menjadi pesta olahraga atlet lokal, karena Porprov adalah ajang atlet lokal untuk berkompetisi dan menuai prestasi. (Rel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.