Dengan menggandeng Pusat Studi Eco Enzyme Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan PT Tunas Inti Abadi (TIA), DLH Tanbu menggelar pelatihan pengelolaan sampah lingkungan berbasis Eco Enzyme, Kamis (08/12/22).
Hadir dalam kegiatan tersebut, perwakilan dari desa yang menjadi Kampung Iklim, Sekolah Adiwiyata dari jenjang SD, SMP dan SMA serta Kelompok Swadaya Masyarakat yang mengelola tempat Pengumpulan Sampah Terpadu 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Sementara narasumber yang dihadirkan adalah Dr. Dian Masita Dewi dari Pusat Studi ULM, dr. Sri Hartati dari Labkesda Banjar serta Zuri Rahmah Dewi dari Rumah Belajar Eco Enzyme Banjarmasin.
Kepala Teknik Tambang PT. TIA, Irfan Tri Yunanto menyampaikan, setelah mengikuti kegiatan itu para peserta diharapkan mampu memanfaatkan kembali sampah terutama organik, karena metodenya sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang di rumah dan lingkungan sekitar.
Karena pengelolaan sampah itu juga akhirnya akan mengurangi beban di alam akibat penimbunan sampah yang tentu akan berpengaruh terhadap lingkungan, dan pastinya ikut mendukung program Pemerintah dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman.
Sementara itu Kepala DLH melalui Sekretaris Dinas, Halidi saat membuka kegiatan menyebutkan, untuk tahun 2021 timbulan sampah di Tanbu sudah mencapai 60 ribu ton lebih, dengan komposisi separuhnya adalah sampah organik.
Upaya pengurangan sampah hingga saat ini masih dianggap belum maksimal, karenanya perlu ditingkatkan peran berbagai pihak agar upaya itu bisa berhasil. Salah satunya dengan mendorong pengelolaan sampah secara terpadu 3R dari mulai sumber awalnya, sehingga umur Tempat Pemrosesan Akhir juga akan semakin panjang.
“Pengelolaan sampah organik secara tuntas di tempat apabila digulirkan secara terpadu bisa menyelesaikan permasalahan sampah dari sumbernya, hingga pada akhirnya mampu mendukung tercapainya kondisi lingkungan yang sehat, bersih dan nyaman,” jelasnya.
Kerja sama dan sinergi dari semua pihak, baik itu pemerintah daerah, dunia pendidikan, maupun perusahaan swasta seperti pelatihan itu merupakan bukti bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama.
“Harapannya kedepan, dengan banyaknya pihak yang mengimplementasikan pengelolaan sampah berbasis Eco Enzyme, maka sampah akan berkurang juga beban lingkungan, dan di lain sisi akan memberikan manfaat ekonomi bagi para pelaku aktifnya,” pungkasnya. (Rel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.