Selain mengeluhkan kenaikan tarif NJOP, warga Desa Sepunggur Kecamatan Kusan Tengah juga mengeluhkan adanya virus yang menyerang udang tambak peliharaan mereka.
Hal ini disampaikan warga petani tambak Desa Sepunggur saat disambangi Wakil Ketua DPRD Kalsel M. Syaripuddin SE MAP (Bang Dhin) ketika melaksanakan Reses dalam rangka serap aspirasi masyarakat, Selasa (07/02/23).
"Hasil panen turun drastis, karena adanya virus yang menyerang udang dan kepiting. Selain itu, adanya kenaikan tarif NJOP yang sangat pantastis, cukup memberatkan kami, karena nilainya sangat tinggi," ungkap warga.
Mendengar keluhan warga ini, Bang Dhin langsung mengkonfirmasi ke dinas terkait, dan mempertanyakan kebenarannya, apakah kenaikan tarif NJOP sudah ada disosialisasikan ke masyarakat dan penerapannya sesuai dengan kajian.
Saat dikonfirmasi melalui sambungan seluler, Kepala Dispenda Tanbu Eryanto Rais meminta agar masyarakat petani tambak yang merasa keberatan atas tarif NJOP tersebut agar datang ke Kantor Dispenda Tanbu dengan membawa berkas data tanah milik mereka.
Sementara kepada media, Eryanto Rais menyebut, adanya kenaikan tarif NJOP ini telah berlaku sejak Tahun 2014, saat adanya kerjasama antara Pemkab Tanbu dengan pihak KPP Pajak Pratama.
"Ini sebenarnya bukan kenaikan, hanya penyesuaian tarif saja, karena selama ini tarif NJOP kita belum pernah disesuaikan. Dan dalam penyesuaian tarif NJOP ini, Pemkab Tanbu masih peduli dengan memberikan keringanan diskon 80 persen untuk tanah milik pribadi. Misal, jika warga ingin membikin sertipikat dan membayar BPHTB sebesar Rp. 100 juta, yang harus dia bayar 5 persen cuma diangka Rp 40 juta, dibawah Rp. 60 juta gratis," jelas Eryanto.
Dan, tambah Eryanto lagi, jika ada warga yang merasa keberatan, silakan datang ke Kantor Dispenda Tanbu untuk penyesuaian tarif. (Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar tapi jangan bernuansa SARA.